Jumat, 30 Oktober 2015

7 Rencana Pembunuhan yang Hampir Mengubah Dunia

Pembunuhan adalah suatu tindakan untuk menghilangkan nyawa seseorang dengan cara yang melanggar hukum, maupun yang tidak melawan hukum. Pembunuhan biasanya dilatarbelakangi oleh bermacam-macam motif, misalnya politik, kecemburuan, dendam, membela diri, dan sebagainya.


Pembunuhan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Yang paling umum adalah dengan menggunakan senjata api atau senjata tajam. Pembunuhan dapat juga dapat dilakukan dengan menggunakan bahan peledak, seperti bom. Nah, apa jadinya bila sebuah skenario pembunuhan yang apabila terjadi, hal tersebut akan mengubah dunia? Berikut ini adalah 6 skenario pembunuhan yang hampir mengubah dunia:

1. The Tory Conspiracy
Target: George Washington
Jika Sukses: Amerika tidak akan pernah ada
Pada 21 Juni 1776, beberapa warga Amerika yang pro-Inggris, atau Tories, berencana membunuh G. Washington dan membangun sebuah tentara Inggris untuk mengambil Amerika. Di dalam konspirasi itu termasuk para bodyguard Washington dan mantan gubernur NYC. Sayangnya, konspirasi ini gagal karena seorang bernama Thomas Hickey ditemukan melawan negara.

Akhirnya, Hickey digantung dan perang Revolusi dimenangkan Amerika pada Desember 1776. Karisma Washington meneruskan pemerintahan. Tanpa Washington yang berhasil menemukan pengkhianatan ini dan Monsieur Louis dari Perancis, Inggris tesntu saja akan mengambil alih Amerika.

2. Pembunuhan Ratu Elizabeth I
Target: Ratu Elizabeth I
Jika Sukses: Amerika tidak akan pernah ada
Pada 1588, Inggris sama sekali tidak berdaya. Yang menguasai tampuk Eropa adalah Spanyol. Tapi Raja Philip dari Spanyol menginginkan lebih, yaitu anaknya menjadi Raja Inggris dan Katolik disebar di pulau itu. Yang berarti dia harus membunuh Ratu Elizabeth I.

Jadi, Spanyol mengirimkan armadanya ke Inggris untuk membunuh sang Ratu dan mengambil kerajaannya. Sayangnya, perencanaan yang kurang baik dan cuaca yang buruk menghabiskan armadanya di tengah laut, sebelum berhasil menyentuh daratan Inggris. 

Jika mereka sukses, tidak akan ada Kristen Protestan, karena selama itu Inggris-lah pusatnya. Pembiayaan untuk negara koloni Dunia Baru akan terhenti, tidak akan ada UK, dan, tanpa UK, tidak akan ada Revolusi Amerika. 

3. The Gunpowder Plot
Target: Raja James I dan Parlemen Inggris
Jika Sukses: Amerika tidak akan pernah ada
Pada 5 November 1605 beberapa anggota Parlemen Inggris mencoba mengangkat toleransi beragama dengan membunuh Raja James I dan mengobrak-abrik Parlemen. Rencananya amat simpel: bawa beberapa drum mesiu ke parlemen, nyalakan, dan lari.
Jika ini berhasil, sebuah clash agama justru akan terjadi di Inggris. Para teroris itu, mereka Katolik, dan anak Raja James I, Pangeran Charles, adalah seorang yang toleran terhadap Katolik dan banyak membantu mereka. Bayangkan apa yang akan terjadi apabila para Katolik itu membunuh ayahnya sendiri.

Raja Charles akan kemudian menjadikan Inggris negara absolut monarki beragama Protestan, dan tidak akan ada operasi Mayflower yang menyebabkan terjadinya Mayflower Compact, akar dari koloni Inggris di Amerika. 

4. Giuseppe Zangara

Target: Franklin Delano Roosevelt
Jika Sukses: Sebuah planet fasis

Pada Februari 1933, F.D. Roosevelt sedang mengadakan sebuah pidatonya karena ia terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat yang akan di-inaugurasi sebulan kemudian. Namun, seorang pembunuh bayaran yang pendek bernama Giuseppe Zangara tiba-tiba mencoba menembakkan pelurunya ke arah FDR.

Sayangnya, Zangara terlalu pendek untuk bisa melewati crowd di depannya, sehingga ia harus menggunakan sebuah kursi lipat untuk bisa melihat Roosevelt. Menembak dari atas sebuah kursi lipat bukanlah sebuah hal yang mudah, dan dia tidak berhasil. Crowd di sekelilingnya langsung menahannya dan pidato berakhir seketika.

Jika berhasil, sebuah efek domino yang dimulai atas diangkatnya Wakil Presiden Garner akan bermain, dan Amerika akan bermain isolasi. Sekutu akan kalah tanpa bantuannya, dan akhirnya, kekuatan lawan akan menjajah Amerika pada 1948. Akhirnya, Hitler yang masih hidup dan tidak bunuh diri akan segera menguasai dunia dengan rezimnya. 

5. The Kaplan Incident
Target: Vladimir Lenin
Jika Sukses: NAZI bisa memenangkan Perang Dunia ke-II
Fanny Kaplan adalah seorang politisi revolusioner sewaktu Revolusi Bolshevik. Sayangnya, dia bukanlah seorang Bolshevik, tapi seorang Sosialis Revolusioner dan partainya ditutup Lenin beberapa lama kemudian. Akhirnya, Kaplan memutuskan untuk mencoba membunuh Lenin pada 30 Agustus 1918. Lenin jelas terselamatkan dari aksi ini, dan Kaplan dipenjarakan beberapa waktu kemudian.

Jika sukses, Revolusi Bolshevik mungkin takkan pernah terjadi, dan para kaum White Russians akan mengambil tampuk pemerintahan secara demokratis. NAZI mungkin bisa saja melanjutkan kekuasaannya ke Timur, mengambil alih seluruh Russia. 

6. Kyujo Incident

Target: Kaisar Jepang Hirohito
Jika Sukses: Jepang menjadi sebuah daratan limbah nuklir

Pertengahan Agustus 1945. Perang Dunia II hampir berakhir, Jepang telah keluar dari Manchuria, dan Hiroshima dan Nagasaki baru saja dibom, dan Kaisar Hirohito sedang memikirkan surat pernyataan menyerahnya kepada Amerika.

Tapi tidak semuanya menginginkan damai. Sebuah organisasi yang terdiri atas Menteri Perang dan Imperial Guard Jepang tidak menginginkan damai. Mereka berencana untuk menghentikan pernyataan Hirohito tentang menyerah, dan mem-broadcast sebuah pernyataan baru bahwa Jepang akan terus berperang, dan rencana ini juga berisi tentang pembunuhan Hirohito. Untungnya, beberapa petinggi Jepang mengetahui tentang rencana ini dan menyetopnya sebelum terlaksana. 

Jika terjadi, Jepang akan jatuh di bawah Operation Downfall milik Amerika, yang isinya menjatuhkan tujuh bom nuklir di Jepang pada 1 November 1945. 

7. Operasi Valkyrie
Target: Adolf Hitler
Jika Sukses: Tidak ada Perang Dunia II di Eropa
Pembunuhan ini direncanakan jauh sebelum Jerman Nazi dilanda bencana militer di front barat berupa mendaratnya pasukan sekutu di pantai Normandi, Perancis. Pembunuhan ini direncanakan oleh orang-orang militer Jerman/Wehrmacht yang sudah mengendus akan ambisi Hitler untuk menjerumuskan Jerman kedalam kancah peperangan yang besar (Perang Dunia II).

Para petinggi militer ini bersekongkol dengan pemerintahan serta orang-orang dalam untuk membunuh Hitler, yang akan menyebabkan Jerman tidak memulai perang. Akan tetapi, ketika rencana ini dijalankan, dan seketika pasukan SS dilucuti oleh angkatan darat/Heer, salah seorang komplotan Stauffenberg lupa untuk memutuskan aliran komunikasi dari dan ke Wolfschanze/ Pusat kepemimpinan Hitler. Akibatnya, perintah-perintah Hitler mengalir deras ke seluruh tubuh militer Jerman, dan dengan segera persekongkolan Stauffenberg dibasmi dengan kejamnya. Para petinggi yang berkolaborasi digantung dengan menggunakan dawai kawat piano. Diantaranya adalah perwira terkenal Nazi dari angkatan darat Jerman Heer, Field Marschall Erwin Rommel - The Dessert Fox, yang kemudian dipaksa oleh Gestapo untuk menelan pil sianida.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar