Minggu, 04 Oktober 2015

Cerita Dongeng Kerbau dan Monyet

Gerbang Cerita - Zaman dahulu kala, hiduplah seekor monyet yang sangat nakal, licik, dan sangat rakus, dia suka mencuri tanaman dan buah para petani. Perbuatanya yang sudah sangat keterlaluan, membuat para petani resah. Sehingga para petani mulai menjaga ladang mereka dengan ketat dan memasang berbagai perangkap. Tentu saja hal ini membuat monyet yang nakal itu kebingungan, karena jika sampai dia tertangkap, nyawanya bisa terancam.

Pada suatu hari ketika si monyet tengah asik termenung menahan lapar di bawah pohon, dia melihat banyak burung-burung tengah terbang membawa buah anggur yang cukup segar. Melihat hal itu, air liur si monyet mulai berjatuhan ke tanah. Lalu si monyet pun berteriak pada burung-burung itu.." Hai kawan, dari mana kalian dapatkan buah-buahan yang segar itu?". Merasa di panggil, burung-burung itupun berhenti dan bertengger di atas pohon. Sambil memakan buah anggur, burung-burung itupun menjawab. " Kami mendapatkanya dari kebun di seberang sungai sana. Para petani di sana baik hati. Mereka tak akan mengusir atau melukai mu jika kau hanya mengambil buah yang sudah jatuh ke tanah, asal jangan kau makan buah yang masih ada di pohonnya". Jawab burung-burung itu.

Mendengar jawaban itu, si monyet menjadi sangat girang. Diapun segera menuju ke kebun yang berada di seberang sungai tersebut, karena waktu itu sungai mengalir kecil karena lagi dalam  musim kemarau, jadi si monyet dapat dengan leluasa menyeberangi sungai itu. Tapi karena sifatnya yang rakus, maka dia memakan semua buah anggur di kebun itu. Baik yang jatuh ke tanah, ataupun yang masih menggantung di pohon.

Berkali-kali si monyet mengulangi hal yang sama, hingga para petani di seberang sungai pun kini mulai resah. Mereka tak lagi seramah dulu, bahkan burung-burung kini juga di usir. Karena para petani tak tahu, bahwa yang merusak tanaman mereka adalah si monyet bukan burung-burung. Akan tetapi meskipun sudah mulai di jaga, si monyet tetap saja bisa dengan leluasa melakukan aksi nakalnya. Karena penjagaan tak begitu ketat, si monyet masih bisa mencari kelengahan para petani, sehingga kelakuan si monyet kian hari kian menjadi-jadi.

Tak terasa, masa sudah memasuki musim penghujan. Dan si monyet masih saja melakukan kebiasaanya tanpa mau mendengar keluh kesah para petani yang mulai merugi. Si monyet sangat serakah dan rakus, sehingga dia hanya memikirkan kepentinganya sendiri. Tapi kejadian sial menimpa si monyet, waktu si monyet akan menyeberangi sungai, ternyata sungai itu tengah meluap karena guyuran hujan di atas bukit. Hal tersebut membuat monyet sangat kebingungan, karena dia tak bisa berenang.

Tapi monyet juga di kenal sebagai hewan yang licik, dia pun berfikir untuk mencari cara agar bisa menyeberangi sungai tersebut. Akhirnya, dia teringat pada sahabat lamanya, si kerbau. Kerbau adalah hewan yang cukup terkenal bisa berenang menyebrangi sungai tu, dia adalah perenang yang hebat. Ahirnya, monyet pun pergi menemui si kerbau untuk merayunya. "Hai kerbau sahabat ku, lama tak jumpa. Kenapa badan mu kini terlihat kurus?". Tanya si monyet. "Ah, masak? Perasaan dari dulu tubuh ku tetap begini. Kau saja yang sekarang terlihat tambah gemuk". Jawab si Kerbau. "Hehehe.. Bagaimana aku tak gemuk? Aku makan enak tiap hari. Petani yang ada di seberang sungai sana, selalu memberi ku makanan enak. Aku di perbolehkan menghabiskan semua buah-buahan di kebunnya". Kata si monyet berbohong.

"Wah, benarkah itu? Beruntung sekali kau monyet.. Pantas sekarang badanmu bertambah gemuk". Kata si kerbau tanpa menaruh sedikitpun curiga pada sahabatnya. "Tapi kerbau, makanan di sana terlalu banyak. Aku tak sanggup menghabiskanya sendirian, maukah kau menemani ku ke sana dan kita makan berdua. Itu semua karena kau sahabatku, makanya aku mengajak mu ke sana". Kata si monyet mulai menipu kerbau. "Wah.. Kau baik hati sekali kawan. Kalo begitu, ayo kita ke sana sekarang". Kata kerbau sangat senang. "Tapi tunggu dulu kerbau, air sungai kini sedang meluap. Aku tak bisa berenang..". Kata monyet lagi. "Ah, itu masalah gampang, kau bisa naik kepunggung ku. Kau tahu sendiri, aku ini perenang hebatkan?". Jawab si kerbau. “Iya..iya..semua pun sudah tau kau perenang terhebat disini, kalau begitu baiklah ayo kita jalan!”.

Merasa tipu muslihatnya berhasil, si monyet merasa sangat senang. Monyet dan kerbau pun segera menuju ke kebun di seberang sungai. Ketika menyeberangi sungai, si monyet naik ke punggung kerbau. Setelah sampai di kebun, monyetpun segera makan dengan lahapnya. Begitu pula si kerbau, karena dia merasa semua buah itu memang sengaja di berikan untuk monyet, maka dia juga memakan semua buah di kebun dengan lahap sama seperti monyet. Tapi tanpa mereka sadari, gerak-gerik mereka telah di perhatikan oleh para petani dari tadi. Para petani memang sengaja bersembunyi untuk mencari tahu siapa sebenarnya yang sering mencuri di kebun mereka selama ini. 

Setelah melìhat monyet dan kerbau tengah kekenyangan, merekapun langsung berusaha menyergap kerbau dan monyet. Monyet yang sadar akan bahaya yang datang, segera berlari menyelamatkan diri meninggalkan kerbau yang kebingungan karena tak tahu masalah yang terjadi sebenarnya.
Tapi insting kerbau sadar akan bahaya yang mengancam, hingga ahirnya dia pun berlari menyelamatkan diri. Para petani melempari dan mengusir mereka dengan batu, sehingga membuat tubuh kerbau terluka, di tambah semak belukar yang penuh duri membuat si kerbau semakin kesusahan. Sedangkan si monyet sudah tak kelihatan batang hidungnya lagi, hal tersebut membuat kerbau sadar bahwa dia telah di tipu oleh si monyet. Hal itu membuat si kerbau menjadi geram dan sakit hati pada si monyet.

Akhirnya, setelah beberapa lama berlari si kerbau sampai di tepi sungai. Dengan segera diapun masuk ke dalam sungai untuk mulai menyeberang. Tapi baru beberapa langkah, tiba-tiba si monyet muncul. Ternyata dari tadi si monyet bersembunyi di semak-semak karena tak bisa berenang. "Hai kerbau sahabat ku, tunggu aku..! Apa kau tega meninggalkan sahabat mu di sini?". Teriak si monyet. Melihat kedatangan si monyet, hati kerbau menjadi sangat dongkol. "Jika kau ingin ikut, cepatlah melompat ke punggung ku. Aku sedang buru-buru, jadi kalau tak segera melompat, kau akan ketinggalan". Jawab si kerbau dengan nada ketus. 

Mendengar itu, si monyetpun berlari dengan sekuat tenaganya. Dia semakin panik ketika mendengar para petani yang mengejar telah ada di belakang mereka. Ahirnya setelah sampai pinggir sungai, si monyet segera melompat. Tapi, karena perutnya terlalu kenyang, membuat tubuhnya bertambah berat dan kurang lincah. Si monyet tidak dapat sampai di punggung kerbau, dan akhirnya ia pun tercebur ke dalam sungai dan hanyut terbawa arus. Sedangkan si kerbau tak meperdulikan hal itu, dia lebih memilih segera lari menyelamatkan diri. Karena para petani sudah kian dekat dan siap menangkapnya.

Nah, inilah cerita dongeng kerbau dan monyet yang licik, hikmah yang dapat kita petik dari kisah di atas adalah jangan lah terlalu serakah dalam hidup ini, apa lagi sampai mengkhianati atau mengorbanka teman sendiri atau tidak menjaga kepercayaan orang lain pada kita. Karena hal tersebut akan membuat rugi diri sendiri pada akhirnya. Semoga cerita dongeng ini dapat berguna dan bermanfaat untuk kita semua guna dijadikan pembelajaran untuk hidup yang jauh lebih baik.

Referensi Saya : http://dongengterbaru.blogspot.co.id/2014/11/dongeng-kerbau-dan-monyet-licik-dongeng.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar