Selasa, 24 Maret 2015

Nenek Asal Purwakarta Ini Berusia 140 Tahun

Masih ingat dengan perempuan tertua di dunia asal Meksiko bernama Leandra Beccera Lumbreras yang berulang tahun ke-127 pada 31 Agustus 2014? 


Tampaknya predikat terhadap Leandra sebagai perempuan paling tua sejagat raya bisa saja salah jika dibandingkan nenek asal Indonesia yang lahir pada 1875 ini.

Ya, dia adalah Mak Anami, warga Kampung Bungur Sarang, RT 08 RW 04, Desa Cisarua, Kecamatan Tegalwaru, Purwakarta, Jawa Barat. Di 2015, nenek yang akrab dipanggil Mak Inu itu diyakini sudah berusia 140 tahun.


Sayangnya, Mak Inu tidak memiliki akta kelahiran yang bisa menjadi bukti resmi mengenai usianya. Namun melihat cerita dan keterangan anak-anaknya, serta pengakuan dari penduduk sekitar, tampaknya bisa dipercaya jika umur perempuan ini nyaris berusia 1,5 abad.


Saat ditemui di rumahnya, Mak Inu menyatakan sudah melihat banyak hal selama hidup. Termasuk, menyaksikan dua anak dari suami pertamanya meninggal lebih dulu. Begitu juga tiga dari tujuh anak dari suami keduanya sudah meninggal.

"Anak emak yang saat ini masih hidup adalah Mak Ara, dia anak keempat dari suami saya yang kedua, Ki Umin. Usianya 70 tahun," kata Mak Inu dengan logat Sunda yang khas, Senin (23/3/2015).

Dia menceritakan, saat masih muda, masyarakat kala itu tidak bisa hidup tenang karena dijajah Belanda dan Jepang.

"Anak-anak saya dari suami saya yang pertama sudah meninggal lebih dulu. Mak ingat mereka ikut melawan penjajah dengan bapaknya, meskipun sembunyi-sembunyi," ujarnya.

Sementara itu, anak keempat dari suami keduanya, meyakini sang ibu sudah berusia lebih dari 1,5 abad. Hal itu karena kakak pertamanya yang meninggal lebih dulu usianya hampir 100 tahun. Selisih ketujuh anak Mak Inu ke anak berikutnya tidak lebih dari lima sampai tujuh tahun, termasuk dirinya yang lahir pada 12 Agustus 1945.

"Katanya Mak Yuyut -panggilannya kepada Mak Inu- lahir 1875. Almarhum kakak saya yang pertama dari satu bapak saja usianya lebih dari 100 tahun. Kan, Mak Yuyut menikah dua kali. Apalagi, anaknya dari suaminya yang pertama, cucunya saja sekarang sudah punya cucu. Umur ibu saya itu bisa dibuktikan dengan mengecek seluruh keturunannya. Anak-anak Mak Yuyut semua sudah tua, bahkan meninggal sebagian," jelas Mak Ara.

Menurut dia, meski usia ibunya sudah mencapai ratusan tahun, kondisinya masih cukup prima. Bahkan, dia bisa menjahit dan menenun. Saat ini Mak Inu sediri sering diminta tolong untuk mengobati orang sakit, seperti memijat dan membuat obat tradisional.

"Ya, ibu saya punya keahlian itu. Orang kasih upah ala kadarnya saja. Ya lumayan buat tambahan makan Mak Yuyut," ujar Mak Ira yang juga bertutur dengan logat Sunda.

Bukan hanya memiliki keahlian mengobati orang sakit, pada usia tuanya ini, perempuan berumur panjang itu juga memiliki gigi yang baik. Dia tidak menderita diabetes atau tekanan darah tinggi seperti manusia berusia lanjut pada umumnya. Bahkan, Mak Inu juga tidak menderita kepikunan meskipun pendengaranya sedikit berkurang.

Dihubungi terpisah, Pjs Desa Cisarua, Dadan, mengakui jika umur Mak Inu lebih dari 100 tahun. Namun, pemerintah desa tidak punya catatan khusus sebagai bukti. Bahkan yang tercatat di desanya, Mak Inu berusia 75 tahun. Usia yang tercatat itu dikuinya memang bukan data asli usia Mak Inu.

"Ya, gimana lagi enggak ada akta lahirnya dan data asli. Jadi, kami buat muda saja umurnya. Sebab, Mak Inu baru beberapa tahun terakhir punya KTP (kartu tanda penduduk), itu pun setelah ada program e-KTP. Kalau jelasnya berusia 140 ratun kami tidak bisa memastikannya, tapi melihat anak-anaknya memang betul sudah berusia lanjut dan bisa lebih dari 100 tahun," jelas dia.

Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar