Rabu, 19 Agustus 2015

Sejarah Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia

Gerbang Cerita - Sebelum sempat menikmati buah kemerdekaan, tiba-tiba bagsa Indonesia harus menghadapi kekuatan asing yang ingin kembali menjajah  bangsa Indonesia. Terjadilah konflik  antara Indonesia dengan kekuatan asing, terutama  Belanda. Kemudian , timbul perlawanan  di berbagai daerah.


Tanggal 16 September 1945, W.R. Petterson dengan menumpang kapal Cumberland  yang mendarat di Tanjung Periok. Pasukan –pasukan AFNEI ( Allied Forces Netherlands East Indies ) hanya bertugas di Sumatera dan Jawa. Adapun pendudukan daerah Indonesia selebihnya diserahkan kepada angkatan perang Australia.

Ikut bersama rombongan itu, antara lain tokoh tentara NICA Vander Plas. Kemudian  tanggal 29 September 1945 datang lagi tentara Sekutu yang tergabung dalam AFNEI sdi bawah pimpinan Christison. Tentara Sekutu  ( AFNEI ) di Indonesia memiliki tugas, antara lain:
  1. Menerima  penyerahan kekuasaan dari tangan Jepang.
  2. Membebaskan tentara Sekutu yang ditahan oleh Jepang.
  3. Melucuti dan mengumpulkan orang-orang Jepang untuk di pulangkan   kembali ke negerinya.
Akan tetapi, ternayata  kedatangan tentara Sekutu diboncengi oleh tentara NICA ( Belanda ). Tentara NICA ingin menegakkan kembali kekuasaan Belanda di Indonesia. Hal ini menimbulkan kecurigaan  bangsa Indonesia. Kecurigaan itu makin terbukti dengan dipersenjatainya  tentara  KNIL, yang baru di lepaskan dari tawanan Jepang. Kedatangan  NICA dan dipwersenjatainya KNIL, telah  menimbulkan permusuhan dan bentrokkan senjata. Bentrokan dan permusuhan  terjadi hampir  di seluruh penjuru Tanah Air, seperti di Surabaya, Medan, Bali dan  di Ambarawa.

Insiden Bendera di Surabaya

Insiden Bendera di Surabaya di awali dengan pendartan tentarq Sekutu dan NICA di Surabaya. Belanda dan Sekutu yang mendarat di Surabaya menginginkan Hotel Yamatodijadikan markas  tentara Belanda di Hitel Yamato dan diganti dengan bendara Belanda  ( merah – putih – biru ). Tindakan Belanda  tersebut tentu saja menimbulkan  kemarahan rakyat  Surabaya. Dengan gagah berani, arek-arek Surabaya menyerbu Hotel Yamato  untuk menurunkan  bebdera Belanda . setelah sampai di bawah, bendera Belanda dirobek yang warna birunya  lalu dikibarkan  kembali  sebagai bendera  Merah Putih. Peristiwa tersebut terjadi pada  tanggal 19 September 1945., untuk mengenang peristiwa itu, kini di depan Hotel Yamato di bangun monumen perjuangan.

Peristiwa Heroik di Surabaya


Pasukan Sekutu mendarat di Tanjung Perak, Surabaya pada tanggal 25 Oktober 1945. Pasukan ini dipimpin oleh Brigjen  A>W>S. Mallaby. Kedatangan  tentara Sekutu di Surabaya ternyata membuat ulah yang sangat mengecewakan rakyat. Tentara Sekutu telah membebaskan  orang-orang Belanda  yang ditahan   di penjara Kalisosok. Mereka  juga  menduduki Pakalan Udara Tanjung Perak dan Gedung Internatio.

Melihat ulah tentara  Sekutu, maka rakyat  mulai mengadakan  perlawanan. Terjadilah pertempuran di berbagai tempat. Pertempuran  baru merdah setelah tercapai perundingan gencatan senjata. Akan tetapi  tembak- menembak masih terjadi di Gedung Internatio dekat Jembatan  Merah. Tembak – menembak pun makin gencar. Dalam insiden  tembak – menembak.

Tewasnya Brigjen Mallaby itu telah menjadikan hubungan  tentara Sekutu (Inggris ) dengan Indonesia makin memburuk. Pihak Sekutu menuduh pihak Indonesia yang telah membunuh Brigjen  Mallaby. Oleh karena itu, pihak Inggris  dibawah pimpinan E>C. Mansergh mengeluarkan  ultimantum agar tentara  dan para pemuda  Surabaya menyerah paling lambat pukul 06.00 pada tanggal 10 November 1945.  Ternyata ultimatum dari Inggris itu dipedulikan. Sehingga Inggris naik pitam dan segera melancarkan  serangan besar-besaran  di Kota Surabaya. Para penjuang kita berusaha sekuat tenaga menangkis semua serangan tentara Sekutu yang dilancarkan dari darat, laut dan udara. Para tokoh yang memimpin  dan memberikan  dorongan bagi penjuang kita antara Gubernur Suryo dan Jonosewoyo selaku Komandan  Devisi Surabaya.

Kita tidak dapat melupakan peranan pemuda Sutomo atau Bung Tomo. Pidato-pidatonya  yang menggolora berhasil  membakar semangat  arek-arek Surabaya untuk bertempur, maju terus pantang mundur  demi Tuhan dan membela  bumi kelahirannya. Tokoh yang berhasil membakar semangat  selain Bung Tomo adalah  Krut Tantri. Ia seorang wanita  Amerika yang ikut membakar semangat para pejuang kita untuk terus berperang demi melawan  kekuatan asing.

Hampir lebih dari  tiga minggu para pejuang di Surabaya  telah bertempu mati-matian  untuk mempertahankan kemerdekaan dengan penuh semangat kepahlawanan. Banyak korban yang jatuh dalam pertempuran heroik itu. Untuk mengenang peristiwa heroik di Surabaya itu, setiap tanggal 10 November  selalu diperingati  sebagai  Hari Pahlawan. Sebagai  peringatan Kota Surabya, maka dibangunlah Tugu Pahlawan.

Pertempuran Ambarawa

Dalam melaksanakan tugasnya di Indonesia. Sekutu ternyata telah ingkar janji dan menyalahi tugasnya.tentara Sekutu bersama tentara NICA telah melakukan teror dan menindas penduduk, seperti yang terjadi di Magelang. Oleh karena itu, timbullah perlawanan dari TKR dan para pejuang kita untuk mengusir tentara sekutu dan NICA. Karena mendapat serangan yang bertubi-tubi dari para pejuang RI, tentara Sekutu dan NICA bergerak mundur menuju arah Ambarawa. Dalam  gerak mundur ini, tentara ekutu terus melakukan perusakan dan penindasan terhadap penduduk. Para pejuang kita yang dipimpin oleh Imam Adrongi dan Letkol M. Sarbini telah melaukan pengejaran gerak mundur pasukan Sekutu.

Sesampai di Ambarawa pada tanggal 21 November 1945, pasukan Sekutu bertemu dengan pasukan Sekutu yang lain dan juga tentara NICA. Mereka kemudian  memusatkan kekuatannya di Ambarawa. Pada tanggal 23 November 1945, terjadilah pertempuran yang sengit antara tentara  Sekutu yang didukung NICA dengan para pejuang  kita. Beberapa tokoh yang ikut memimpin pasukan Indonesia selain Imam Adrongi dan Letkol M.Sarbini adalah Letkol Isdiman dan Mayor Suharto. Pada  tanggal 26 November 1945, Sekutu melancarkan serangan udara bertubi-tubi.

Dalam serangan ini, Letkol Isdiman yang baru saja diserahi pimpinan tempur gugur  tertembak oleh pasukan  musuh.tampillah Kolonel Sudirman Panglima Devisi  Banyumas untuk memimpin serangan ke Ambarawa, menggangtikan Letkol Isdiman. Sudirman merencanakan untuk menggunakan taktik  supit urang, untuk menyerang  Sekutu. Pada tanggal 12 Desember 1945 sekitar pukul 04.30, serangan Kolonel Sudirman  dilancarkan.

Kota Ambarawa  dikepung sehingga Sekutu terdeasak dan bertahan  di Benteng  Willem. Oleh karena  terus terdesak, pada tanggal 15 Desember 1945. Sekutu meninggalkan Ambarawa menuju Semarang. Perginya  Sekutu dari Ambarawa  menandai telah berkahirnya  Pertempuran  Ambarawa. Untuk mengenang peristiwa itu di  Ambarawa didirikan  Monumen  Palagan Ambarawa, dan pada tanggal 15 Desember dijadikan sebagi  Hari Infanteri.

Bandung Lautan  Api


Pada tanggal 17 Agustus 1945, apsukan Sekutu memasuki  Kota Bandung. Tanpa  menghiraukan penduduk, pasukan Sekutu yang dibantu oleh NICA nulai menduduki daerah Bandung Utara. Sekutu kemudian mengeluarkan ultimatum   yang berisi sebagai berikut :
  • Rakyat dan para pemuda harus menyerahkan  kepada Sekutu  senjata yang direbut dari tangan Jepang
  • Bandung Utara harus di kosongkan dari orang-orang  Republik selambat-lambatnya  pada tanggal 29 Novembr 1945.
Ultimatum  Sekutu ini tidak mendapat tanggapan dari rakyat  dan para pemuda. Sejak  saat itu timbullah  ketegangan. Para pejuang  kita melancarkan perlawanan terhadap Sekutu dan NICA. Pertempuran terjadi diberbagai tempat di sekitar pabrik kina di Jalan Riau. Hotel  Preanger. Pada tanggal  28 November 1945, terjadi lagi pertempuran sengit  di Gedung Sate . Para Pemuda membakar ruamh-rumah orang Belanda . hal itu mengakibatkan tentara Sekutu naik pitam dan melancarkan serangan bom dari udara. Akibatnya, banyak jatuh korban.

Para pejuang di Bandung pantang menyerah dan terus melancarkan perlawanan sekalipun dengan senjata seadanya. Perlawanan  para pemuda tidak hanya di lakukan  secara terbuka, tetapi juga secara tertutup. Oleh karena itu, perlawanan berlangsung lama.

Pada  tanggal 23 Maret 1946, Sekutu  kembali mengeluarkan ultimatum. Sekutu memrintahkan kepada TRI dan penduduk  untuk mengosongkan seluruh Kota Bandung dan mundur ke luar kota. Untuk menghindari jatuh korban, pemerintah RI menyetujui pengosongan  Kota Bandung. TRI mengambil insiatif  sebelum meninggalkan  kota Bandung . Insiatif itu adalah sebagai berikut :
  • Sambil meninggalkan tempat, tentara penduduk diperintahkan membakar semua bangunan yang ada.
  • Sesudah matahari twerbenam, penduduk diperintahkan untuk melancarkan serangan ke Bandung Utara dan melaukan bumi hangus.
Kota Bandung kemudian di bakar sehingga menjadi “Lautan Api”.  Bahkan, markas-markas TRI juga dibakar oleh anggota TRI yang akan meninggalkan tempat. Inilah pengorbanan perjuangan. Peristiwa  itulah yang kita kenal dengan  Bandung Lautan Api.

Sementara itu, Benteng NICA di Dayeuh Kolot. Bandung Selatan yang merupakan gudang mesiu juga dikepung oleh para pemuda di bawah pimpinan Moh. Toha. Toha berjibaku dengan membawa alat peledak lalu  terjun di gudang Mesiu. Akibatnya, gudang mesiu milik NICA meledak. Moh. Toha gugur sebagai pahlawan Bandung Selatan.

Peristiwa  Medan Area


Pada tanggal 9 Oktober 1945, pasukan Inggris atas nama Sekutu telah mendarat di Sumatera Utara. Pasukan Sekutu ini dipimpin oleh T.E.D. Kelly. Pasukan Sekutu ini juga diikuti oleh tentara NICA. Pada awalnya kedatangan mereka  disambut oleh tokoh dan masyarakat di Sumatera Utara. Akan tetapi, tindakan tentara Sekutu menyakitkan rakyat. Sekutu membebaskan para tahanan Belanda dan dibentuk Medan Batalyon KNIL.

Pada tanggal 13 Oktober 1945, terjadi peristiwa di hotel yang ada di Jalan Bali. Medan. Seorang oknum penghuni hotel menginjak-injak  lencana merah putih. Akibatnya, hotel itu disderang oleh para pemuda kita sehingga timbul banyak korban. Peristiwa ini menjadi awal terjadinya Pertempuran Medan Area.

Untuk menghadapi segala kemungkinan, TKR dan brbagai badan perjuangan telah membentuk kesatuan perjuangan  Kesatuan  perjuangan itu adalah Barisan Pemuda Indonesia di bawah pimpinan Achmad Taheer. Ternayata bentrokkan terus meluas dan terjadi di berbagai daerah. Perkembangan  ini oleh Sekutu dipandang sudah sangat membahayakan .Oleh karena  itu, pada tanggal 18 Oktober 1945. Sekutu  mengeluarkan ultimatum agar rakyat menyerahkan semua senjata kepada  Sekutu. Sudah tentu rakyat begitu saja memenuhi tuntutan Sekutu.

Tentara Sekutu melancarkan aksi militer secara besar-besaran,serangan diawali pada tanggal 10 Desember 1945, rakyat pun melukukan perlawanan sekuat tenaga. Sekutu berusaha mendesak para pejuang kita, bahkan, Sekutu sejak tanggal 1 Desember 1945 memasang batas-batas penudukannya. Batas itu berupa papan yang diberi tulisan Fixed Boundaries Medan Area  ( batas resmi wilayah  Medan ) disudut-sudut kota. Sekutu  dan tentara  NICA mengusir dan menindas orang-orang  Republik yang masih berada di Kota Medan. Bahkan, di bulan  April 1946, Sekutu dan NICA  berhasil mendesak beberapa  pimpinan Republik  keluar kota . Gubernur, wali kota , dan Markas TRI pindah ke Pematangsiantar. Namun para penjuang kita pantang mundur. Perlawaman dengan berbagai bentuk terus dilakukan. Pada tanggal 10 Agustus 1945, diTebing  Tinggi  telah terbentuk Komando Resimen Laskar  Rakyat Medan  Area. Kesatuan

Puputan  Margarana


Seperti daerah lainnya, rakyat Bali juga berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankan kemerdekaan dan merebut kekuasaan dari Jepang. Untuk itu, letkol I Gusti  Ngurah Rai sebagai salah seorang pimpinan di Bali pdergi ke Yogyakarta untuk melakukan  konsultasi dan mencari bantuan ke Markas Besar TRI.

Ternyata  sejak Maret 1946, Belanda sudah menduduki beberapa tempat di Bali. I Gusti Ngurah Rai kembali ke Bali untuk melakukan perlawanan terhadap Belanda. Ngurah Rai mendapat bantuan  dari TRI – Laut dengan pimpinan Kapten Markadi. Dalam perjalanan menyeberangi  Selat Bali telah terjadi pertempuran laut antara pasukan Ngurah Rai  dengan patroli Belanda. Pertempuran juga terjadi di  Cekik dekat Gilimanuk, Bali.

Setelah  berhasil melaksanakan Operasi Lintas Laut. I Gusti  Ngurah Rai  di Markas TRI Sunda Kecil segera memperkuat pasukannya . I Gusti Ngurah Rai segera membentuk  Dewan Perjuangan Rakyat Indonesia Sunda Kecil. Beberapa tokohn ya di samping I Gusti Nguarh Rai adalah  I Gusti Putu Wisnu dan Subroto Aryo Mataram.

Pada saat itu, Indonesia telah menyepakati Perundingan Linggarjati, oleh karena itu   Belanda terus berusaha menduduki daerah  Bali. Kebetulan juga dalam naskah  kesepakatan Perundingan Linggarjati  disebutkan bahwa Belanda hanya mengakui secara  de facto, wilayah RI yang terdiri  atas Sumatera, Jawa dan Madura. Bali tidak diakui  sebagai wilayah RI sehingga Belanda merasa bebas di Bali. Ngurah Rai  terus berjuang untuk  mengusir Belanda  dari tanah Bali. Ngurah Rai  juga menolak ajakan Belanda untuk bekerja sama mendirikan Republik  Indonesia Timur. Bahkan, Ngurah Rai terus berjuang sekuat tenaga  untuk mengusir Belanda. Dengan melakukan long march dari kota  atu ke kota lain, pasukan Ngurah Rai  melancarkan serangan – serangan  terhadap Belanda. Pada tanggal 18 November 1946, tentara Ngurah Rai ( yang  dikenal Pasukan  Cing Wanara ) mulai menyerang Tabanan dan berhasil. Belanda  segera mengerahkan kekuatannya dari Bali  dan Lombok.

Melihat  dua  kekuatan yang tidak seimbang pasukan Ngurah Rai  kemudian melakukan Perang Puputan ( Pertempuran habis-habisan). Pertempuran terjadi di Margarana dan dimulai pada tanggal 20 November 1946. Dalam pertempuran tersebut, pada tanggal 29 November 1946, Ngurah Rai gugur sebagai kusuma bangsa

Peristiwa  Merah Putih di Minahasa

Berita proklamasi sampai juga di Tanah Minahasa atau Manado di Sulawesi Utara. Seperti di daerah lain, rakyat Minahasa melakukan aksi peluncutan senjata dan pengoperan kekuasaan dari tangan Jepang. Aksi terjadi pada tanggal 22 Agustus 1945. Gerakan rakyat Minahasa ini diprakarsai oleh Dewan Minahasa yang dipimpin oleh Palengkahu.

Aksi dilakukan dengan menurunkan bendera-bendera Jepang dan mengibarkan bendera Merah Putih di kantor-kantor. Hal itu telah membanggakan dan memberi semangat serta kegembiraan rakyat Minahasa. Akan tetapi, pada awal September 1945, tentara Sekutu yang diwakili tentara Australia mendarat di Minahasa. Kedatangan mereka diikuti oleh tentara NICA. NICA dengan segera melancarkan aksinya untuk menegakkan kembali kekuatannya. Sekutu dan NICA kemudian mengeluarkan perintah larangan pengibaran bendera Merah Putih.

Rakyat tidak menghiraukan larangan tersebut. Dengan semboyan “hidup atau mati”, rakyat Minahasa tetap akan mempertahankan berkibarnya Sang Saka Merah Putih di Tanah Minahasa. Akhirnya, bentrokkan dan pertempuran antara rakyat Minahasa melawan tentara Sekutu dan NICA tidak dapat dihindarkan. Bentrokkan terjadi di Tondano dan Tomohon. Pihak musuh cukup kuat karena persenjataannya lengkap. Oleh karena itu, perjuangan rakyat Minahasa dilanjutkan dengan perjuangan melalui bawah tanah.

Pertempuran Rakyat Makassar

Pada bulan Desember 1946, Belanda mengirimkan pasukan ke Makassar di bawah pimpinan Kapten Raymond Westerling. Pasukan Westerling bertindak kejam. Pasukan Westerling banyak melakukan pembunuhan terhadap rakyat Makassar. Akibatnya, terjadi perlawanan rakyat Makassar kepada Belanda. Perlawanan di pimpin oleh Wolter Monginsidi. Akan tetapi, Wolter Monginsidi berhasil ditangkap Belanda dan kemudian dijatuhi hukuman mati.

Inilah cerita dibalik para pahlawan bangsa yang berjuang demi mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Maka dari itu, kita sebagai seorang warga negara Republik Indonesia patut untuk bangga menjadi seorang warga negara Indonesia.

Refernsi Saya : Sardiman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar