Senin, 31 Agustus 2015

Cerita Legenda dari Lombok : Putri Mandalika – Nyale

Cerita Legenda dari Lombok : Putri Mandalika – Nyale


Ada tradisi yang khas dan dianggap sakral di Pulau Lombok Provinsi Nusa Tenggara Barat. Suku Sasak yang mendiami Pulau Lombok pada daerah pesisir selatan setahun sekali mengadakan upacara adat Bau Nyale (Menangkap Nyale-cacing laut). Dan, upacara menangkap nyale yang hanya berlangsung setahun sekali (sekitar bulan Februari dan Maret) selalu dikaitkan dengan sebuah cerita legenda yang sangat merakyat. Nyale adalah jelmaan Putri Mandalika. Demikian kepercayaan masyarakat Suku Sasak. Lalu bagaimanakah cerita tentang Putri Mandalika yang menjelma menjadi Nyale, cacing laut ini. Yuk kita simak.

Dahulu, di Pulau Lombok pada daerah pesisir selatannya, terdapat sebuah kerajaan yang sangat makmur. Kerajaan yang bernama Tunjung Bitu ini diperintah oleh seorang raja yang sangat bijaksana. Paduka Raja bergelar Tonjang Beru. Raja Tonjang Beru berpermaisurikan Dewi Seranting. Begitu bijaksananya Sang Raja Tonjang Beru memimpin negeri, semua rakyat merasa tentram, damai sejahtera. Hasil bumi melimpah ruah. Lumbung-lumbung penuh berisi cadangan makanan. Tak pernah terdengar adanya keluhan dari rakyat Tunjung Bitu.

Kebahagiaan rakyat Kerajaan Tunjung Bitu beserta Raja Tonjang Beru dan Permaisuri Dewi Seranting bertambah-tambah ketika mereka dikaruniai seorang putri yang cantik jelita. Tampak jelas parasnya yang elok diwariskan dari ibunya Dewi Seranting, sementara tingkah lakunya yang bijak bestari diturunkan dari kearifan Raja Tonjang Beru. Putri ini diberi nama Putri Mandalika. Sebuah nama yang indah, pantas untuk diberikan kepadanya.

Singkat cerita, putri cantik tersebut telah tumbuh menjadi gadis remaja. Kecerdasan, kepandaian, keelokan paras yang yang utama budi pekertinya telah menjadi pembicaraan rakyat kerajaan Tunjung Bitu. Demikian mahsyurnya nama Putri Mandalika dengan segala pesonanya menyebar hingga ke seluruh penjuru Lombok dan daerah sekitarnya.

Sebagai kembang yang sedang mekar, Putri Mandalika menarik kedatangan kumbang-kumbang. Puluhan putra mahkota dan pangeran dari berbagai kerajaan di sekitar Tunjung Bitu mulai megajukan lamaran. Semua ingin menyunting bunga yang semerbak itu. Sebagai seorang putri raja, urusan perjodohan bukanlah hal sederhana. Ternyata pesona Putri Mandalika memunculkan masalah serius.

Teruskan Membaca »

Tidak ada komentar:

Posting Komentar