Selasa, 08 September 2015

Sejarah Kaisar Hirohito

Gerbang Cerita - Hirohito dilahirkan di Puri Aoyama, Tokyo pada tanggal 29 April 1901. Ia adalah anak pertama dari Kaisar Yoshihito (Taisho) dan Ratu Sadako (Teimei), dan kakak dari Pangeran Yasuhito Chichibu (1903-1953), Pangeran Nobuhito Takamatsu (1905-1987/ serta Pangeran Takahito Mikasa (1915-). sebelum naik tahta ia dikenal sebagai Pangeran Michi (Michi-no-Miya). 


Masa kekuasaannya sebagai kaisar dikenal sebagai era Showa yang berarti "damai, cerah, budi". Namun ironisnnya, justru pada saat itu, Jepang terlibat perang melawan RRT (sekarang RRC) dan kemudian dalam Perang Dunia II. Di Indonesia, ketika masa pendudukan Jepang (1942-1945) Hirihito dikenal sebagai Tenno Heika yang berarti 'Yang Mulia Kaisar'.

Hirohito mengenyam pendidikan awal di Gakushuin Peer's School dari April 1908 hingga April 1914, kemudian mendapatkan pendidikan khusus untuk putra mahkota (Togu-gogakumonsho) di Istana Akasaka dari tahun 1914 sampai Februari 1921.  Mendapatkan karir sebagai letnan dan sub lieutnant (1st class) 9 Desember 1912 pada Angkatan Darat Kekaisaran, Kapten dan Letnan (31 Oktober 1916, mayor dan wakil komandan (31 Oktober 1920) letnan kolonel dan komandan Angkatan Laut Kekaisaran (Kaigun) (31 Oktober 1924). ia diangkat menjadi putra mahkota secara resmi pada tanggal 16 November 1916. Pada tahun 1922 ia mengadakan kunjungan ke Inggris dan sejumlah negara Eropa. Kunjungan ini dianggap kontroversial oleh kelompok sayap kanan hingga menewaskan Perdana Menteri Hamaguchi.

Hirohito memiliki pengetahuan tentang penelitian biologi laut dan beberapa hasil penelitiannya dituangkan dalam sejumlah buku di antaranya The Opisthobranchia of Sagami Bay dan Some Hydrozoans of the Amakusa Islanda.

Hirohito menikah dengan Puteri Nagako, puteri sulung Pangeran Kuniyoshi pada tanggal 26 Januari 1924 dan dikaruniai tujuh orang anak, Puteri Teru Shigeko (1925-1961), Puteri Hisa Sichiko (1927-1928), Puteri Taka Kazuko (1929-1989), Puteri Yori Atsuko (1931- ), Pangeran Akihito (1933- ), Pangeran Hitachi Masahito (1935- ), Puteri Suga Takako (1939- ).
Ia dinobatkan menjadi Kaisar pada tanggal 25 Desember 1926 setelah ayahnnya Kaisar Taisho meninggal dunia, dilantik secara resmi 10 November 1928, di Kyoto.

Masa Bertakhta

Pada masa ia bertakhta, Hirohito menyaksikan pertentantangan dan peperangan yang diawali dengan kericuhan di dalam negeri. Peperangan itu terjadi akibat pertentangan antara kelompok moderat dengan golongan kanan ultranasionalis yang disokong Angkatan Darat sebagai kekuatan terbesar pada saat itu. Akibatnya sejumlah pejabat tinggi, pengusaha dan tokoh-tokoh penting negara terbunuh dan puncaknya adalah insiden militer 26 Februari 1926,yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Saburo Aizawa serta 1500 prajurit.

Peristiwa ini juga melibatkan Pangeran Yashuhito Chichibu sehingga Kaisar Hirohito sendiri turun tangan. Ia kemudian memerintahkan pasukan Angkatan Bersenjata Kekaisaran untuk menyelesaikan hal ini dan memastikan loyalitas dari seluruh keliuarga Kekaisaran. Meski demikian, diam-diam insiden ini direstui oleh kalangan pemimpin Angkatan Darat terutama dari kalangan ultranasionalis. Oleh karena itu pada tahun 1930, klik ultranasionalis dan militer menguasai pimpinan pemerintahan.
akhirnya, pada masanya Jepang tercatat terlibat peperangan, di antaranya Insiden Manchuria 1931, Insiden Nanking 1937, dan Perang Dunia II dengan melancarkan serangan atas Pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbor 7 Desember 1941.
Perang Asia Timur Raya

Perang Pasifik ditandai dengan serangan udara Angkatan Laut Jepang (Kaigun) terhadap pangkalan Angkatan Laut amerika di Pearl Harbor Hawaii pada pagi hari 7 Desember 1941. Komandan Satuan Tugas Laksamana Muda Chuichi Nagumo yang membawakan kapal induk Tone dan Cikuma ketika pecah perang Jepang memiliki 521 kapal induk/ serangan itu sendiri melibatkan 6 kapal induk Jepang segera memerintahkan penyerangan dengan melepas 190 pesawat (gelombang pertama/ penyerangan dalam dua gelombang total 350 pesawat) pesawat tempur yang berpangkalan di kedua kapal induk Jepang tersebut. pesawat tempur yang terdiri dari pembom torpedo, pembom datar, pembom tukik itu dikawal oleh 50 A 6 M Reisen atau lebih dikenal zero, di bawah komando Kolonel Mitsuo Fuchida yang terkenal dengan perintah "Tora, tora, tora".

Perintah yang diterima oleh satgas Nagumo tepatnya melumpuhkan Pearl Harbor, bukan merebutnnya. Jika Pearl Harbor lumpuh maka Amerika jadi terhalang untuk menuju di penjuru Pasifik mana pun termasuk Jepang, denga tujuan mencari bahan mentah.

Menjelang akhir perang (1945), Jepang sudah praktis kalah perang. Angkatan Lautnya bisa dikatakan hampir habis dan Angkatan Daratnya kewalahan. Namun pihak Angkatan Darat masih ingin melanjutkan peperangan. Rapat enam Besar (Angkatan Darat Jendral Umezu, Angkatan Laut Admiral Toyoda, Kementrian Peperangan Jendral Korechika Anami, Menteri Luar Negeri Shinegori Togo, Perdana Menteri Suzuki Kantaro, Kementrian Angakatan Laut Admiral Yonai Mitsumasa), tak berhasil merumuskan solusi. Muncul pula ancaman pemberontakan komunis yang dikhawatirkan beberapa pejabat teras Kekaisaran.

Lambannya penanganan masalah ini ditambah dengan dijatuhkannya bom atom di Hiroshima (6 Agustus 1945), Nagasaki (9 Agustus 1945) serta pernyataan perang Uni-Soviet (yang sebelumnya netral karena perjanjian Molotov-Matsuoka dengan batas akhir April 1946) sesaat setelah dijatuhkannya bom atom di Nagasaki, membuat Kaisar memerintahkan untuk menghentikan peperangan pada Konferensi Enam Besar yang dikatakan pada tanggal 10 Agustus 1945.
Karena desakan Kaisar inilah akhirnya Jepang menyatakan menyerah pada tanggal 14 Agustus 1945.

Masa Setelah Perang

Usai Perang Asia selesai, bannyak desakan agar Kaisar Hirohito diadili sebagai penjahat perang. Ada banyak keterangan kontroversial mengenai keterlibatannya dalam perang baik sebelum maupun pada saat Perang Dunia II. Di antaranya adalah David Bergammi dalam bukunya Japan Imperial Conspiracy yang mengatakan bahwa Kaisar terlibat da;lam perencanaan perang. Namun, banyak pula yang tidak setuju dengan alasan bahwa dia hanyalah sebagai simbol dan pemimpin agama sebagaimana Kaisar-Kaisar periode sebelumnya, sekalipun pada saat itu berkedudukan sebagai komandan tertinggi.

Menteri Peperangan Amerika Serikat Henry Stimson mengatakan, "Tidak menurunkan Kaisar Jepang dari Tahtanya akan memudahkan proses penyerahan dan menghindarkan peperangan yang dapat merugikan khususnya pasukan pendudukan, yang kitra lakukan terhadap Kaisar Jepang pasca Perang Dunia I sehingga publik menganggap kaisar Jerman adalah musuh, setan, mengakibatkan kekosongan kekuasaan dan tata pemerintahan di wilayah itu sehingga memunculkan Adolf Hitler".

Banyak desakan dari pemimpin dunia agar Kaisar Hirohito diadili, termasuk di antaranya Presiden Amerika Serikat Harry S Truman, meskipun akhirnya Presiden Truman setuju untuk mempertahankan kedudukan Kaisar. Panglima pendudukan, Jendral Douglas McArthur juga tetap menempatkan Hirohito pada tahtanya sebagai simbol dan memperlancar pembangunan kembali Jepang dan simbol keterpaduan Kaisar dengan rakyatnya terutama pada masa pendudukan. Kedudukan Kaisar pada tahtanya didasarkan pada konstitusi baru yang diterapkan 3 Mei 1947 yang dinamakan Konstitusi Jepang 1947 atau konstitusi pasca perang yang menetapkan kaisar sebagai lambang atau simbol dan kepala negara sebagaimana kerajaan atau monarki konstitusional. Konstitusi ini menggantikan Konstitusi Jepang 1889 pada era Meiji di mana kaisar sebagai pemegang komando dan kekuasaan tertinggi.

Kaisar Hirohito menyaksikan kemajuan pembangunan pasca perang. Ia mengunjungi kembali beberapa negara Eropa dan Amerika Serikat dan bertemu Presiden Richard Nixon pada tahun 1971.

Hirihito Tutup Usia

Kaisar Hirohito meninggal dunia pada tanggal 7 Januari 1989 akibat penyakit kanker usus 12 jari yang dideritanya. Pemakaman kenegaraannya dihadiri oleh para pemimpin dunia di antaranya Presiden Amerika Serikat George Bush, Presiden Perancis Francois Mitterand, dan Raja HM Baudouin dari Belgia, pada tanggal 24 Februari 1989. Jenazahnya dimakamkan di Mausoleum Kekaisaran Musashino, di samping makam Kaisar Taisho. Kedudukannya digantikan oleh Putra Mahkota Akihito.

Referensi Saya : Galangpress

Tidak ada komentar:

Posting Komentar