Jumat, 12 Juni 2015

Monumen Kresek, Bukti Kebrutalan PKI 1948



Hai sobat blogger... :)
            Pada update kali ini mimin akan sedikit share tentang salah satu sejarah kelam yang pernah di alami oleh bangsa Indonesia. Yup, yaitu tentang pemberontakan yang dilakukan oleh PKI pada tahun 1948. Untuk mengenang sejarah ini, dibangunlah monumen kresek sebagai tanda dan bukti kepada pemuda generasi penerus bangsa tentang usaha bangsa Indonesia memepertahankan Pancasila. Langsung saja ya...


 Monumen Kresek adalah monumen bersejarah yang merupakan peninggalan dan sebagai saksi atas Peristiwa Madiun. Lokasi peninggalan sejarah dengan luas 2 hektar ini, berada 8 km ke arah timur dari kota Madiun, Kecamatan Dungus dan terdiri dari monumen dan relief peninggalan sejarah tentang keganasan PKI pada tahun 1948 di Madiun.
Kita sebagai bangsa yang besar tidak boleh untuk melupakan Sejarah bangsa Indonesia ( JASMERAH = Jangan Melupakan Sejarah ). Tidak jauh dari monumen ini juga terdapat prasasti batu yang mengukir nama nama prajurit TNI dan pamong desa yang gugur dalam pertempuran melawan PKI di desa kresek maupun karena dibantai oleh PKI. Kol. Marhadi adalah prajurit TNI berpangkat tertinggi yang gugur dalam pertempuran desa kresek, namanya lalu diabadikan menjadi salah satu nama jalan di kota madiun dan didirikan pula patungnya di alun alun kota madiun sebagai bentuk penghormatan.menurut warga setempat area monumen kresek dahulu adalah bekas rumah warga yang dijadikan PKI sebagai ajang pembantaian, warga sekitar dikurung di dalam rumah tersebut lalu rumah tersebut tersebut dibakar bersama warga yang ada di dalamnya.
Memasuki kawasan ini, kita akan melihat sebuah dinding sepanjang dua meter yang bertuliskan nama-nama (lengkap dengan jabatannya kala itu) korban keganasan PKI yang berjumlah 17 orang, lengkap dengan patung mayat-mayat bergelimpangan disampingnya.  Tempat ini dikenal sebagai “Madiun Affaire”.
Di dekat dinding tersebut, terdapat sebuah pendapa berukuran sekitar enam kali dua meter persegi dengan lantai keramik warna hitam. Dari sinilah kita bisa melihat dengan jelas dua kelompok patung utama di monumen ini. Dua patung tersebut dibangun di atas tebing dan dapat dicapai dengan menaiki tangga yang tidak terlalu tinggi namun cukup luas.
Patung yang pertama berupa enam orang anak yang sedang berdiri, lewat bahasa tubuh dan raut muka, keenam anak ini digambarkan sedang sangat ceria dengan senyum yeng tersungging di bibir polosnya. Tepat di bawah sebelah kanan patung ini terdapat sebuah kolam yang cukup luas yang sedang dalam renovasi.
Di sebelah kiri patung enam anak ini terdapat tangga yang menuju ke puncak tebing. Di sinilah terdapat patung besar yang kuanggap paling provokatif dan paling banyak mengandung pesan. Patung ini menggambarkan adegan seorang pria bertubuh besar, kumis tebal, dan bermuka bengis sedang mengayunkan pedangnya ke leher seorang tua yang sedang berlutut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar