Jumat, 26 Februari 2016

Model Pembelajaran Active Learning (Pembelajaran Aktif)

Model Pembelajaran Active Learning (Pembelajaran Aktif)


Pengertian Model Pembelajaran Aktif (Active Learning)

Model pembelajaran active learning merupakan istilah yang mengacu pada penggunaan  sebagai  strategi  belajar  mengajar  dengan tujuan agar terjadi keterlibatan siswa dalam proses belajar mereka. Model pembelajaran aktif (active learning) ini agar pelaksanaannya efektif dan efisien maka dibutuhkan beragam pendukung pada proses belajar mengajar yang dilakukan. Beberapa diantaranya seperti dari aspek siswa, guru, situasi pembelajaran, program belajar yang direncanakan hingga sarana pembelajaran.

model pembelajaran aktif atau active learning adalah suatu kumpulan strategi yang bertujuan untuk membuat siswa aktif belajar melalui beragam kegiatan sehingga dapat mengembangkan belajar siswa sesuai potensi maksimal yang mereka miliki
model pembelajaran aktif (active learning)

Model pembelajaran active learning (pembelajaran aktif) ini sangat sesuai dengan pandangan kontruktivisme, di mana proses belajar dianggap sebagai kegiatan membangun makna atau pengertian terhadap pengalaman dan informasi yang dilakukan secara mandiri oleh si pembelajar itu sendiri (dalam hal ini siswa) dan bukan oleh si pengajar (guru). Guru hanyalah sebagai fasilitator yang menyiapkan agar kegiatan belajar bersuasana inisiatif dan tanggung  jawab  belajar dari sisi si pembelajar  (siswa). Melalui model pembelajaran aktif (active learning) ini dapat diharpkan siswa akan  berkeinginan terus  untuk  belajar  selama  hidupnya (pebelajar sepanjang hayat),  dan  tidak  tergantung pada guru atau orang lain bilamana mereka harus (perlu) untuk mempelajari hal-hal yang baru.

Pembelajaran active learning adalah satu model pembelajaran di mana terdapat suatu kesatuan beragam strategi-strategi pembelajaran yang dapat berbentuk beragam cara untuk membuat  peserta didik menjadi aktif dalam belajar. Pembelajaran aktif (active learning) agak sulit memang untuk didefinisikan secara tegaskarena semua cara belajar itu dapat memberikan efek keaktifan peserta didik, walaupun demikian tentu kualitas dan kadar keaktifannya dapat berbeda-beda.  Keaktifan  siswa untuk belajar dapat  muncul  dalam  berbagai bentuk. Tetapi, keaktifan di sini harus memiliki satu karakteristik keaktifan yang penting yaitu harus ada keterlibatan intelektual, emosional   dalam   kegiatan belajar, adanya asimilasi dan akomodasi kognitif (ingat Teori Piaget!) untuk memperoleh     pengetahuan. Untuk ini siswa harus melakukan sesuatu sehingga ia memperoleh pengalaman langsung dalam pembentukan keterampilan dan penghayatan serta internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap.

Teruskan Membaca »

Tidak ada komentar:

Posting Komentar