Salam damai bro !!!...
Kali ini saya akan berbagi sedikit informasi tentang tempat-tempat yang bersejarah di daerah magetan, kali ini saya akan bahas tentang situs candi simbatan.
Candi simbatan adalah salah satu peninggalan sejarah yang ada di daerah Magetan. Candi ini berada di Desa Simbatan +/- 17 Km arah timur dari kota Magetan, tepatnya di kecamatan nguntoronadi. Di candi ini menjadi icon dan kebanggaan warga sekitar, bahkan sering digunakan untuk mengadakan acara adat-istiadat atau tampat wisata para penduduk lokal maupun kabupaten-kabupaten sekitar. Di candi ini juga ada arca Dewi Sri, yag berada di dalam genangan air. Ketika diadakan acara maka air ini akan dibuang keluar untuk dapat melihat Arca Dewi Sri.
Sejak tahun 1813 Arca Dewi Sri setiap hari Jum’at Pahing bulan Muharram dilaksanakan Bersih Desa secara rutin tiap tahun oleh warga setempat pada siang hari. Sejak tahun 1933 sampai tahun 1942, pada Arca Dewi Sri tepat pada dada kiri dan kanan keluar air sumber yang bersih, sebagian besar oleh warga di luar Magetan mengambil dan memanfaatkan air itu untuk pengobatan segala macam penyakit. Ini juga memjadi kepercayaan warga sekitar, dan menjadi salah satu daya tarik tempat ini.
Di dalam bangunan utama Candi Simbatan terdapat arca tokoh perempuan yang oleh warga sekitar di percayai sebagai sosok Dewi Sri.Dewi Sri dalam mitologi masyarakat Hindu-Jawa, dianggap sebagai tokoh perempuan yang memberikan sumber penghidupan.
Ritual membersihkan candi tersebut dengan menguras air di sekeliling candi yang dipenuhi air hingga menenggelamkan patung tersebut.Ritual dilakukan rutin sejak nenek moyang zaman Kerajaan Majapahit. Ini dipercaya warga sebagai tolak balak datangya bencana.
Ritual dilakukan setiap hari Jumat pahing di bulan syuro. Puncaknya ada penarian ikan dengan lagu wajib kembang jeruk yang dinyanyikan oleh 2 sinden yag telah disiapkan.
Sebelum acara tarian, terlebih dulu ada sesaji dengan memotong satu ekor kambing. Dengan menanam kepala kambing di sekitar lokasi candi beserta sesaji lain. Terdiri dari candu, minuman limun merah dan putih, bedak, sisir, minyak srimpi dan kaca yang melambangkan berbagai keperluan kebutuhan yang harus dipenuhi untuk kesejahteraan yang dibawa lambangnya oleh Dewi Sri.
Untuk kelengkapan sesaji tersebut, para warga yang menguras kolam Candi Dewi Sri disuguhkan nasi bungkus dengan lauk sayur terong serta kacang-kacangan yang konon sangat disukai Dewi Sri sebagai lambing kesuburan tanah dan bumi.
Berdasarkan inskripsi yang terdapat pada atap miniatur rumah, tertulis angka tahun 905 Saka (983 Masehi) dan 917 Saka(995 Masehi). Diperkirakan situs ini merupakan jejak peninggalan Kerajaan Mataram Hindu atau Mataram kuno. Dari sisi arkeologis, bukti eksistensi sejarah di sekitar Pertirtaan Dewi Sri banyak didukung temuan lain berupa artefak. Antara lain, miniatur lumbung 7 buah, fragmen arca 7 buah, palung batu 1 buah, fragmen yoni 1 buah, sumur kuno 1 buah, fragmen kemuncak 1 buah dan lumbung baru 4 buah. Berdasarkan inskripsi yang terdapat pada atap miniatur lumbung,berupa angka tahun 906 Saka (984 Masehi) dan 917 Saka(995 Masehi). Sementara itu, pahatan sangkha (siput) bersayap pada atap miniatur lumbung merupakan tanda resmi pemerintahan Sindok pada abad 10.
Situs Petirtaaan Dewi Sri memiliki bilik utama. Dimana dalam bilik utama tersebut terdapat arca seorang perempuan yang oleh warga sekitar dianggap sebagai Dewi Sri. Dalam mitologi masyarakat Hindu-Jawa, Dewi Sri dianggap sebagai tokoh perempuan yang memberikan sumber kehidupan.
Masuk ke area ini kita akan disuguhi pemandangan alami dan dihiasi dengan kolam-kolam air. Seperti dunia rawa, tetapi keasriannya menjadi alternative untuk kita mencari inspirasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar