Mata-mata atau Spionase (pengintaian, memata-matai) adalah suatu praktik untuk mengumpulkan informasi mengenai sebuah organisasi atau lembaga yang dianggap rahasia tanpa mendapatkan izin dari pemilik yang sah dari informasi tersebut. Yang membedakan mata-mata dengan bentuk pengumpulan informasi intelijen lainnya adalah bahwa mata-mata bisa mengumpulkan informasi dengan mengakses tempat di mana informasi tersebut disimpan atau orang yang mengetahui mengenai informasi tersebut dan akan membocorkannya melalui berbagai dalih.
Mata-mata biasanya dianggap sebagai bagian dari upaya institusional (misal, pemerintahan atau badan intelijen). Istilah mata-mataa pada mulanya dianggap sebagai suatu keadaan memata-matai musuh potensial atau aktual, terutama untuk tujuan militer, tetapi kini telah berkembang untuk memata-matai perusahaan, yang dikenal secara spesifik sebagai spionase industrial. Banyak negara secara rutin memata-matai baik musuh maupun aliansi mereka, walaupun mereka memiliki kebijakan untuk tidak berkomentar akan hal ini.
Berikut ini beberapa mata-mata paling hebat dalam sejarah peradaban manusia:
1. Mata Hari (1876-1917)
Mata-mata untuk: Jerman (dan mungkin Perancis)
Mata Hari adalah nama panggung Margaretha Geertruida Zelle, seorang penari eksotik dan wanita panggilan kelas tinggi di Paris. Pada tahun 1905, setelah menceraikan suaminya, dia memulai karinya sebagai penari eksotis, dengan menggunakan nama Mata Hari. Dia menganggap dirinya sebagai puteri dari Jawa.
Wanita ini bergaul dengan kalangan kelas atas dan menjadi wanita panggilan orang-orang penting politik dan militer, membuat dirinya berada dalam posisi menguntungkan. Selama Perang Dunia I, Belanda adalah negara netral, membuat Mata Hari, warga negara Belanda, melintasi antar negar dengan bebas. Pada suatu waktu, wanita ini diwawancarai oleh British Intelligence, dan mengaku bahwa dirinya adalah mata-mata dari Perancis. Wanita ini pada akhirnya dieksekusi pada tanggal 15 September 1917.
2. Aldrich Ames (1941)
Mata-mata untuk: Uni Soviet
Ames adalah perwira CIA yang dituduh menjadi mata-mata Uni Soviet pada tahun 1994. Pekerjaan pertamanya adalah menjadi perwira yang ditempakan Ankara, Turkei, dimana tugasnya adalah menargetkan intel perwira Soviet untuk perekrutan. Tetapi karena masalah finansial dalam kehidupan pribadinya, Ames mulai menjadi mata-mata Uni Soviet pada tahun 1985.
Di awal 1985, CIA mulai menyadari bahwa mereka kehilangan “asset” mereka dengan cepat. Pada akhirnya, FBI menginvestigasi masalah ini dan mendapati bahwa Ames menjadi tersangka utama. Pria ini lalu ditangkap dan dipenjara seumur hidup di lembaga pemasyarakatan Amerika Serikat, Allenwood, Pennsylvania.
3. Giacomo Casanova (1725-1798)
Mata-mata untuk: Jaksa pengadilan Venesia
Casanova, berkelahiran Venesia, terkenal dengan hobinya main perempuan dan bukunya, “The Story of My Life,” yang cukup berpengaruh pada abad ke-18. Karena dukungan finansial untuk ibunya yang seorang aktris, pria ini mampu sekolah dan menerima pendidikan yang bagus, dan membuatnya menjadi pengacara. Selama bertahun-tahun kisah cintanya dengan para wanita berpengaruh membuatnya menjadi pria yang sangat berpengaruh pula.
Antara tahun 1774 dan 1782, pria ini bekerja sebagai mata-mata untuk Jaksa pengadilan Venesia. Pada 1782, pria ini diasingkan dari Venesia karena memfitnah seorang bangsawan Venesia. Setelah pengasingannya, dia menjadi pustakawan di Chateaux of Dux, Bohemia.
4. Klaus Fuchs (1911-1988)
Mata-mata untuk: Uni Soviet
Fuchs adalah fisikawan teoris Jerman yang bekerja di Los Alamos dalam proyek bom atom. Pria ini mencetuskan banyak hitungan teoritis yang bethubungan dengan senjata dan model awal bom hidrogen. Saat kuliah di universitas di Jerman, Fuchs juga terlibat dalam partai komunis Jerman. Setelah itu, dia pergi ke Inggris dimana dia mendapatkan gelar PhD dalam bidang fisika, dan selama beberapa saat dia bekerja dalam proyek bom atom Inggris.
Saat bekerja untuk Inggris, dia mulai memberikan informasi ke Soviet. Dia beralasan bahwa mereka memiliki hak untuk mengetahui apa yang dikembangkan oleh Inggris dan Amerika. Pada tahun 1943, dia dipindahkan ke Amerika Serikat untuk membantu “Manhattan Project.” Dari tahun 1944, dia bekerja di Los Alamos, New Mexico.
Pria ini memberikan data pentung tentang produksi uranium 235, membuat Uni Soviet mampu menghitung jumlah bom yang dimiliki Amerika Serikat.
Saat kembali ke Inggris pada tahun 1946, pria ini diinterogasi karena kasus memecahkan kode sandi Soviet, dan dipenjara selama 9 tahun, dan setelah itu dipindahkan ke Jerman dimana dia menghabiskan sisa hidupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar