Gerbang Cerita - Perkembangan konflik antara Indonesia dengan Belanda telah mengganggu kondisi politik negara Republik Indonesia. Masih belum selesai perjuangan bangsa Indonesia mengusir Belada, bebrapa kelompok dari bangsa Indonesia sendiri banyak banyak melancarkan aksi pemborontakan.
Pemborontakan itu dilakukan oleh PKI di Madiun dan gerakan DI/TII. Kondisi tersebut juga telah dimanfaatkan Belanda untuk memcah belah Indonesia dengan membentuk negara-negara bagian di berbagai daerah.
Berdirinya negara-negara bentukan Belanda itu jelas mengganggu dan mengancam keberadaan Negara Kesatuan RI. Hal itu sengaja diupayakan dan di dorong oleh Belanda agar Republik Indonesia menjadi lemah. Negara- negara bentukan Belanda adalah sebagai berikut :
- Negara Indonesia Timur : Dalam rangka melaksanakan politik devide et impera, Belanda memperkasai pelaksanaan Konfrensi Malino ( 15 Juli 1946. Konfrensi itu membahas pembengtukan Negara Indonesia Timur. Konfrensi di lanjutkan di Denpasar Bali sehingga sering disebut Konfrensi Denpasar yang berlangsung pada tanggal 18- 24 Desember 1946. Adapun salah satu kali konfrensi Denpasar adalah terbentuknya Negara Indonesia Timur. Sebagai presiden Negara Indonesia Timur diangkatlah Sukowati.
- Negara Pasudan : Negara Jawa Barat atau Negara Pasudan terbentuk dari hasil konfrensi tanggal 16 Februari sampai 5 Maret 1948. Suria Kartalegawa dipercaya memimpin Negara Pasudan. Pada tanggal 26 April 1948. R.A.A. Wiranatakusumah dilantik menjadi Wakil Negara Pasudan.
- Daerah Istimewa Borneo Barat : Pada tanggal 19 Mei 1947, Van Mook berhasil memaksakan berdirinya Dewan Federasi Borneo Tenggara. Kemudian, tanggal 12 Mei 1947, juga berhasil mendirikan Daerah Istimewa Borneo Barat . Sebagai kepala Daerah, diangkatlah Hamid Algadrie II, Sultan Pontianak.
- Negara Pasudan : Negara Madura di bentuk pada tanggal 23 Januari 1948. Sebagai wakil negaranya adalah R.A.A.. Cakraningrat . Tokoh Belanda yang berperan dalam pembentukan Negara Madura adalah Vander Pals.
- Negara Sumatera Timur : Pada tanggal 24 Maret 1948, dengan Surat Keputusan Wakil Gubernur Jenderal Hindia Belanda lahirlah Negara Sumatera Timur. Pimpinnya adalah Dr. Tengku Mansyur. Sementara itu, Van Mook, juga membentuk dan memimpin sendiri pemerintahan federal sementara di Jakarta.
- Negara Jawa Timur : Melalui konfrensi di Bondowoso, tanggal 16 November sampai dengan tanggal 3 Desember 1948. Belanda telah berhasil membentuk Negara Jawa Timur. Sebagai wakil negaranya adalah Ahmad Kusumonegoro.
Disamping enam negara tersebut. Belanda membentuk daerah –daerah istimewa/ otonom. Daerah-daerah istimewa/ otonom terdiri atas Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Tenggara, Kalimantan Timur, Dayak Besar. Banjar, Bangka, Bangka Belitung. Riau, dan Jawa Tengah.
Dengan adanya negara-negara boneka tersebut, persatuan bangsa Indonesia telah terpecah belah. Kedudukan negara RI akan terjepit oleh kekuatan Belanda melalui negara-negara bonekanya. Pada tanggal 29 Mei 1948, dibentuk Bijeenkomst voor Federal Overleg (BFO) atau semacam Badan Permusyawaratan Federal . BFO diketuai oleh Sultan Hamid Algadrie II. Dengan adanya BFO ini, diharapkan RI. Ikut bergabung sehingga akan dapat dikendalikan oleh Belanda melalui negara-negara bonekanya.
Kelanjutan Diplomasi dan Pengakuan Kedaulatan
Sekalipun mendapat berbagai cobaan, seperti Pemberontakkan PKI, gerakan DI/ TII, dan politik devide et impera dari Belanda. Indonesia tetap tegar, Indonesia terus melakukan perjuangan sampai tercapainya kembali kedaulatan penuh Negara Kesatuan Republik Indonesia . untuk itu pemerintah Indonesia melakukan perundingan kembali sebagai bantuan dan prakarsa dari dunia Internasional.
Konfrensi Inter - Indonesia
Sikap negara- negara bagian bengukan Belanda mulai berubah setelah Belanda melancarkan Agresi Militer II. Negara-negara bagian yang tergabung dalam BFO mulai bersimapati kepada Negara Republik Indonesia. Timbul kesadaran diantara mereka sebagai satu bangsa Timur yang berada di Kepulauan Nusantara. Oleh karena itu, mereka mulai mengadakan pendekatan dengan Negara Republik Indonesia.
Sebelum pelaksanaan Konfrensi Meja Mundar ( KMB ), diadakan Konfrensi Inter- Indonesia. Konfrensi Inter – Indonesia adalah konfrensi antara negara-negara BFO dengan RI. Konfrensi diadakan pada tanggal 11- 12 Juli 1949, di Yogyakarta , kemudian Konfrensi dilanjutkan di Jakarta pada tanggal 31 Juli – 1 Agustus 1949. Dalam konfrensi itu telah diambil beberapa keoutusan penting. Keputusan konfrensi, antara lain BFO akan mendukung upaya pemulihan kedaulatan RI tanpa syarat dan rencana pembenukan Republik Indonesia Serikat ( RIS ).
Konfrensi Meja Bundar
Sebagai kelanjutan pelaksanaan isi Perundingan Roem –Royen, pada tanggal 23 Agustus – 2 November 1949, diadakan Konfrensi Meja Bundar (KMB ). Konfrensi Meja Bundar ( KMB ) di selenggarakan di Den Haag Belanda. Kelompok-kelompok yang hadiri dalam Konfrensi Meja Bundar ini adalah :
- Delegasi Indonesia, yang dipimpin oleh Moh. Hatta dengan beberapa anggota seperti Moh Roem, Soepomo, J. Leimena, dan Ali Sastroamijoyo.
- Delegasi BFO, yang dipimpin oleh Sultan Hamid II.
- Delegasi Belanda. Yang dipimpin oleh Van Maarseveen
- Delegasi UNCI, yang diwakili oleh Chritchley
Adapun hasil – hasil Konfrensi Meja Bundar adalah sebagai berikut
- Belanda akan menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat ( RIS ) pada akhir Desember 1949
- Masalah Irian Barat, akan diselesaikan setahun setelah pengakuan kedaulatan
- Di bentuk Uni Indonesia Belanda berdasar kerja sama sederajat
- Republik Indonesia Serikat ( RIS ), harus menanggung utang Belanda sejak tahun 1942
Pembentukan RIS dan Pengakuan Kedaulatan
Negara Republik Indonesia bergabung dengan Republik Indonesia Serikat (RIS ) agar mendapat pengakuan kedaulatan. Oleh karena itu, pada tanggal 14 Desember 1949, diadakan pertemuan permusyawaratan federal. Pertemuan diadakan di Jakarta dan dihadiri oleh wakil-wakil atau daerah yang akan menjadi bagian dari RIS. Pertemuan juga dihadiri wakil-wakil dari KNIP dan DPR dari negara atau bagian daerah yang ada. Pertemuan membahas naskah UUD yang akan dijadikan UUD negara Republik Indonesia Serikat ( RIS ).
Berdasarkan UUD Republik Indonesia Serikat ( RIS ) yang berbentuk federal , wilayahnya meliputi seluruh daerah Indonesia. Negara yang termasuk dalam RIS adalah Republik Indonesia (RI), Negara Indonesia Timur , Negara Pasundan, Negara Jawa Timur, Negara Madura, Negara Sumatera Timur, Negara Sumatera Selatan, dan beberapa daerah otonom, seperti Jawa Tengah.
Pada tanggal 15 Desember 1949, diadakan sidang pemilihan Presiden RIS oleh Panitia Pemilihan Nasional yang diketuai oleh Moh. Roem. Pada tanggal 1 Deasembder 1949. Ir Soekarno yang merupakan calon tunggal, terpilih dan ditetapkan sebagai presiden Republik Indonesia Serikat (RIS).
Pada tanggal 17 Desember 1949, Presiden Soekarno di lantik menjadi presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) pada tanggal 27 Desember 1949, Mr. Asaat ditunjuk sebagai Pejabat Presiden RI menggantik Ir. Soekarno.
Setelah negara dan pemerintah RIS terbentuk, maka segera dilaksanakan upacara penyerahan dan pengakuan kedaulatan dari Belenda kepada Republik Indonesia Serikat ( (RIS). Upacara Pengakuan Kedaulatan dilangsungkan pada tanggal 27 Desember 1949. Upacara diadakan di dua tempat, yaitu di Belanda dan di Jakarta.
- Di Negeri Belanda, penyerahan kekuasaan dilakukan di ruang tahta Istana Kerajaan Belanda. Pihak Belnanda diwakili oleh Ratu Yuliana, Perdana Menteri Willem Dress, dan Menteri Seberang Lautan Mr. A.M.J.Asassen. Pihak Indonesia diwakili oleh Drs. Moh. Hatta.
- Di Jakarta, pihak Belanda diwakili oleh A.J. Lovink. Pihak Indonesia diwqakili oleh Sri Sultan Hamengkubowono IX .
Dengan dilaksanakannya upacara penyerahan kedaulatan ini, Indonesia kembali menjadi negara yang berdaulat penuh walaupun secara kewilayahan belum sepenuhnya. Hal itu disebabkan Irian Barat, masih berada dibawah pengaruh Belanda. Setelah peresmian upacara penyerahan kedaulatan itu, Belanda harus meninggalkan daerah- daerah di Indonesia yang didudukinyan (kecuali Irian Barat, karena akan ditentukan satu tahun kemudian ). Sesungguhnya Belanda sudah tidak lagi mendapat dukungan dari negara-negara bagian yang dibentuknya. Hal itu makin mempercepat proses kepergian Belanda dari Indonesia disamping berbagai desakan PBB dan negara-negara lainnya.
Inilah cerita pengaruh dari konflik Indonesia-Belanda terhadap keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, semoga dapat bermanfaat untuk kita semua guna untuk mengenang kembali atau mengingat kembali tentang bagaimana proses atau jalan negara kita tercinta ini Indonesia dalam menghadapi penjajahan Belanda di waktu itu.
Baca Juga : Konflik Indonesia Melawan Belanda
Referensi Saya : Sardiman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar