Minggu, 27 Oktober 2013

Misteri dan Mitos Situ Ciburuy Jawa Barat

Misteri Mitos Situ Ciburuy
Mitos Situ Ciburuy
Bagi orang sunda sebutan untuk danau adalah “Situ”. Sebuah telaga besar yang biasanya selalu memiliki cerita unik, mistis dan misterius bagi masyarakat sekitarnya. Salah satunya adalah Misteri dan mitos Situ Ciburuy di Jawa Barat. Situ Ciburuy ini banyak  kalangan yang mengatakan ada hubungannya dengan peninggalan leluhur atau “karuhun” Sunda.   Situ Ciburuy terletak di kabupaten Bandung Barat, Padalarang. Di situ merupakan peninggalan Prabu Siliwangi, dan tempat ini awalnya digunakan sebagai arena pertarungan para jawara di pulau Jawa.

Kini situ Ciburuy dijadikan salah satu destinasi wisata Jawa Barat. Untuk menuju kawasan ini, wisatawan dari Bandung dan Jakarta yang melewati jalan tol Cipularang, bisa keluar dari gerbang tol Padalarang, letaknya sekitar 1 kilometer dari pintu tol.

Seperti halnya sebuah budaya peninggalan zaman dahulu, situ ini tidak luput dari mitos-mitos yang ada di sekelilingnya.

Sejarah Situ Ciburuy
Situ Ciburuy pada mulanya adalah dua buah sungai kecil yang ujungnya bertemu di Desa Ciburuy. Tahun 1918, lokasi pertemuan kedua sungai itu dibendung. Lalu airnya diatur untuk mengairi sawah-sawah desa. Lama kelamaan, bendungan ini airnya makin tinggi dan menggenangi wilayah seluas 14.76 ha. Tapi tanah tertinggi di tengah-tengah danau tidak tergenang, yang kemudian membentuk sebuah pulau mungil. Mayarakat setempat lantas memberinya nama Situ Ciburuy. Situ artinya danau, sedangkan Ciburuy adalah nama Desa.

Tuan Bempi 
Awal 1942, seorang Belanda bernama Tuan Bempi mengantongi hak memelihara ikan dari pemerintah Hindia Belanda di danau itu. Ikan-ikannya berkembang pesat. Untunglah Tuan Bempi tidak kikir. Ia bahkan dikenal sebagai dermawan yang sering membantu warga desa. Karena kesibukannya dibidang lain, pengelolaan sehari-harian danau ia percayakan kepada Romli, warga Desa Ciburuy.

Sayang, tahun itu Jepang masuk RI. Semua orang Belanda ditawan dan dibawa ke Jakarta, termasuk Tuan Bempi. Sejak itu, keberadaan Tuan Bempi tidak diketahui lagi.

Dulu, setelah Tuan Bempi menghilang tahun 1942, setiap tahun di sekitar Situ Ciburuy selalu diadakan semacam upacara penolak bala. Upacara ini biasanya digabung dengan upacara menangkap ikan yang dinamakan “lotre”. Ketika itulah digelar pertunjukan wayang golek, kendang pencak dan ronggeng. “Tapi belakangan ini acara tersebut jarang di adakan. Nggak tahu kenapa,” tutur Mahmudi lagi.

Tapi yang unik di Situ Ciburuy adalah soal ikannya. Mengapa masyarakat setempat dengan mudah memancing atau menjala ikan di tempat itu, sedangkan bagi pendatang atau orang luar mengalami kesulitan? Hal ini sangat tidak rasional menurut banyak orang. Setelah ditelusuri, konon, menurut tokoh masyakat di sana, menangkap ikan di Situ Ciburuy itu ada ilmunya. Dan ilmu itu hanya dimiliki secara turun-temurun dari para orang tua kepada anak-anaknya.

Apa saja mitos yang ada di situ Ciburuy? Berikut penjelasannya.

Ikannya susah dipancing

Ya, bukan hanya pada saat ini, fenomena ini sudah ada ratusan tahun yang lalu, seperti diabadikan dalam sebuah lagu sunda dengan liriknya, "Situ Ciburuy, lauk na hese dipancing."

Sebait lirik tersebut memperlihatkan, bahwa memang ikan di sini sangat susah untuk dipancing. Dan konon, hanya pribumi asli yang mampu memancing ikan di situ tersebut.

Ada pusaran di bawah situ

Pada saat-saat tertentu, sering mucul pusaran air di tengah-tengah situ tersebut, namum kapan terjadinya, masih menjadi misteri.

Dilarang pacaran

Bagi mereka yang berpasangan, terdapat pantangan untuk mengunjungi situ tersebut, terutama pada hari Jumat dan Sabtu. Konon, bagi mereka yang keukeuh kesana, maka hubungannya tidak akan langgeng.

Sejarah situ Ciburuy memang sangat panjang, di sini juga terdapat keris, bende--lonceng yang terbuat dari perunggu, kujang--senjata khas Jawa Barat, trisula, tombak, dan tulisan Jawa kuno yang ditulis Prabu Kian Santang.

Sekali lagi, mitos ini adalah yang ucapan yang ada turun-temurun, bagi Anda yang ingin menikmati keindahan situ Ciburuy, tidak usah ragu untuk  mengunjunginya.

Sabtu, 26 Oktober 2013

Penyebab Panas Terik Cuaca Indonesia

Panas cuaca Indonesia 2013
2, 3 minggu lalu pasti sobat pembaca merasakan fenomena  panas terik yang sangat memusingkan kepala bukan? Pasti pernah terbersit pikiran apa penyebab panas terik cuaca Indonesia ini? Meskipun saat ini sudah mulai ada variasi hujan di sore hari atau malam hari. Tapi panas terik beberapa waktu lalu tersebut banyak membuat oran terjangkit penyakit pernafasan, ISPA dll.

Belakangan ini cuaca dirasakan begitu terik di berbagai wilayah Indonesia. Namun ahli dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan cuaca panas yang dirasakan berada dalam suhu normal musim kemarau.

Cuaca panas yang dirasa begitu terik ini adalah cuaca yang normal. Akan tetapi, ada hal yang mengakibatkan panas di sebagian wilayah Indonesia begitu terik sekali, yakni karena pergerakan angin.

"Ini karena angin lemah atau tidak berhembus sama sekali, jadi udara panas hanya menetap di satu tempat saja, tidak bergerak ke mana-mana," jelas Kepala Bidang Peringatan Dini BMKG, Hariadi, Cuaca terik ini juga dirasakan di daratan seluruh Indonesia.

Selain tak adanya angin yang berhembus, lanjut Hariadi, penyebab lain terjadinya cuaca terik dikarenakan udara yang turun dari atas ke permukaan bumi. "Udara kering yang turun mengalamai pemanasan di permukaan bumi sehingga menyebabkan suhu permukaan menjadi naik," tutur Hariadi.

Namun demikian, kata Hariadi, meskipun cuaca terik belakangan ini, dinilai tetap wajar karena Indonesia sedang berada pada musim kemarau. "Tak perlu dikhawatirkan, akhir Agustus mungkin akan ada hujan walaupun tidak banyak dan tidak sering," kata Hariadi. Ia juga menjelaskan curah hujan sekarang ini masih termasuk normal.


Kemarau ini diperkirakan akan berlangsung hingga akhir September. Sedangkan cuaca Indonesia akan mengalami peralihan dari kemarau menuju penghujan pada Oktober dan November. Ya itu saat ini kawan. Peralihan musim kemarau ke musim penghujan ini sungguh banyak membuat badanmeriang, demam, pilek dan batuk. Tetap jagalah kesehatan kawan.

Jumat, 25 Oktober 2013

Wei Xinpeng, Nelayan Pencari Mayat Sungai Kuning

Wen Xinpeng, Nelayan Pencari Mayat
Berawal dari obsesinya mencari mayat anaknya yang tenggelam di sungai kuning akhirnya Wei Xinpeng memiliki profesi tambahan menjadi nelayan pencari mayat sungai kuning. Sebuah pekerjaan yang unik dan aneh memang. Wei Xinpeng tiap harinya selalu berburu mayat yang mungkin biasa ditemukan di sepanjang sungai kuning. Berita Wen Xinpeng, Nelayan pencari mayat sungai kuning ini diambil dari laman resmi BBC.

Wei, seperti diungkapkan oleh laman BBC, kerap memulai harinya dengan nongkrong sambil merokok di tepi sungai. Matanya mengamati air Sungai Kuning yang keruh. Dia yakin, sungai itu pasti selalu menyimpan mayat manusia, entah korban kecelakaan, dibunuh, atau pun bunuh diri.

Lelaki 55 tahun itu seperti hapal aliran sungai, dan dia jeli melihat ke mana arus membawa mayat-mayat yang tenggelam di sungai itu. Biasanya, Wei mendayung perahunya ke dekat satu jembatan kecil di hilir. Di sana, biasanya mayat itu  parkir sebentar, karena tersangkut di celah besi jembatan.

Dalam tujuh tahun terakhir, mencari mayat kini adalah kegiatan rutin Wei. Dia menjual temuannya itu ke kerabat mayat bersangkutan. Saya memberi penghargaan kepada si mayat ujarnya seperti dilansir dari laman BBC.

Wei mengaku telah mengumpulkan sebanyak 500 mayat dari dasar sungai. Orang-orang ini mati dengan cara mengenaskan, ujar Wei.

Dia mengumpulkan mayat temuannya itu di satu teluk kecil yang tak tersentuh arus. Mayat-mayat beragam bentuk itu ditumpuk di sana. BBC melaporkan, di teluk kecil itu ada empat mayat yang tubuhnya telah kaku, dengan kepala tertelungkup ke bawah.

Setiap kali berhasil menangguk mayat, Wei mengumumkannya di koran lokal. Dia menyebut ciri fisik mayat itu, sehingga kerabat yang bersangkutan dapat segera mengenalinya. Biasanya, kerabat si mayat akan menelepon Wei, dan meminta diantarkan ke tempat dia menyimpannya

Tempat tinggalnya dekat Sungai Kuning

Wei membawa kerabat si mayat ke teluk kecil itu. Dia memasang sedikit tarif untuk jasa membalikkan tubuh si mayat agar wajahnya dapat terlihat. Jika kerabat mayat ingin membawanya pulang, maka mereka harus membayar uang tebusan sebesar lebih dari US$500, atau sekitar Rp. 4,4 juta.

Wei mengatakan, selama ini dia telah menjual sekitar 40 mayat. Tapi terkadang, keluarga mayat enggan membayar, dan pulang tanpa membawa jenazah yang ditemukan Wei. Satu kali orang tua mencari anaknya. Mereka melihat sebentar, lalu pergi tanpa berkata apa-apa. Mereka tak membawanya pulang, ujar Wei.

Jika sudah begini, Wei terpaksa harus menguburkan mayatnya secara pantas. Soalnya, pemerintah akan membiarkan mayat temuannya membusuk tanpa melakukan apapun.

Wei mengatakan apa yang dia lakukan bukan semata-mata karena uang, tapi karena alasan lebih pribadi. Dia pun berkisah. Pekerjaan ini, kata Wei, bermula dari usahanya untuk mencari anaknya sendiri, yang tenggelam di Sungai Kuning.

Anak saya tenggelam di sungai ini dan saya tidak dapat menemukan mayatnya. Sangat menyakitkan. Itu sebabnya saya melakukan pekerjaan ini,รข?? ujar Wei. Putra Wei sampai sekarang belum ditemukan.